Sunday 28 August 2011

Rute wisata transjakarta lebaran '11

Lagi browsing, liat-liat berita tentang yang terbaru dari Jakarta, kangen juga sama Jakarta rasanya udah lama nggak keliling Jakarta :)) ya memang kebanyakan berita tentang orang mudik, perbaikan jalan, pantauan lalu lintas tapi ada juga berita tentang kereta yang dibajak looh *ternyata ada juga orang yang ngebajak kereta kaya difilm-film, hhahaha*, terus berita tentang si bapak Nazarrudin beserta istri. Uhmmm, bosen juga sih itu-itu mulu beritanya, akhirnya menemukan satu berita yang menarik perhatian gue, berita tentang TransJakarta BusWay, seperti yang kalian tahu gue cukup memberi perhatian terhadap TransJakarta, karena pada dasarnya gue suka jalan, suka menghabiskan waktu sendiri, waktu awal kor4 & kor6 dibuka gue cukup terbantu, jika gue bosan dengan mal atau tempat wisata lain gue bisa keliling-keliling naik busway, kemanggarai lalu ngebolang. gue ingat kelas 2 SMA gue mulai ketagihan naik busway *kedengerannya agak sedikit kampungan(?)*, kelas 3 SMA smester 2 mulai mengurangi kebiasaan itu, lalu saat kuliah (setiap hari naek busway) kebiasaan itu kembali dan semakin parah. berpindah dari satu bus ke bus lain, dari satu koridor ke koridor lain, gue lagi gemar naik kor9 sekarang, gue suka naek TraJa yang gandeng terus duduk dibangku belakang tengah yang tinggi itu, yang tepat dibawah AC, adeeem. Entah mengapa gue suka naek BusWay, mungkin bagi beberapa orang itu sangat kurang kerjaan dan melelahkan *bahkan untuk OnBoardnya sendiri*, tapi bagi gue semua itu bisa menghibur diri gue.

Kembali ke berita yang gue baca "LIBUR! Transjakarta buka 8 rute wisata", saat baca judulnya aja gue langsung terpana, sebenarnya tidak begitu mengagetkan karena setiap liburan pasti memang ada rute wisata tapi ya sedikit kaget aja dibikin rute sebanyak itu. Karena bagi gue akan lebih mudah jika menggunakan rute biasa dengan transit, dari pada menunggu rute wisata yang ga tau kapan lewatnya yang hanya akan membuat penumpukan penumpang di setiap halte. Apalagi untuk orang yang jarang naik busway, mereka hanya akan dibuat bingung dengan rute tambahan ini.

Gue tahu tujuan dari BLUTJ bikin rute-rute ini baik, ingin memudahkan penumpang (dan pasti ada penumpang yang setuju dengan rute ini) tapi gue adalah golongan yang kontra akan hal ini. dulu saat masih ada Ragunan-Senin atau sekarang Ragunan-MoNas (waktu awal-awal setiap rute ini baru dibikin, sekarang sih jarang tapi masih suka ada) aja banyak penumpang yang bingung atau kelewatan, ada yang salah naek, tadinya memang mau kedukuh atas tapi kebawanya yang ke MoNas, atau banyak penumpang yang menunggu rute khusus ini dihalte, seperti Ragunan-MoNas *maap yak contohnya ragunan doang, soalnya gue emang penumpang kor6* biasanya jika sudah sedikit siang, biasanya banyak ibu-ibu hebring bergerombol bawa anak kecil nangkring dipintu penaikan dan bikin sempit jalan masuk, mereka nunggu TraJa yang ke monas, tidakkah itu cukup mengganggu kenyamanan penumpang lain? Apa lagi ini terjadi pada hari kerja bukan pada hari libur yang ramenya seabrek-abrek (-__-").

Halte yang dilewatin rute wisatanya, mulai dari 29 Agustus 2011-4 September 2011:

Blok M-Ancol, Kali Deres-Ancol, Pluit-Ancol; dari Harmoni langsung Pecenongan, Juanda, Ps. Baru, Ps. Baru Timur, Jembatan merah, Mangga Dua, Pademangan, Ancol.


Pl. Gadung(kor2)-Ancol: Budi Utomo, Ps. Baru Timur, Jembatan Merah, Mangga Dua, Pademangan, Ancol. Kayanya klo yang ini langsung dari Galur belok kiri ga ke Harmoni dulu.

Ragunan-Cililitan: Mampang, Pancoran Barat, Pancoran Tugu, Tebet BKPM, Cikoko St. Cawang, Cawang Ciliwung,BNN, Cawang UKI, PGC 2 (turunin penumpang), PGC1/ Cililitan (naikin penumpang)

Ragunan-Grogol: Mampang, JamSosTek GatSu, Lipi GatSu, Semanggi, JCC Senayan, Slipi Petamburan, Slipi Kemanggisan, RS. Harapan Kita, Central Park, Grogol 2

Ragunan-Harmoni: Setiabudi Utara Aini, HI, Sarinah, BI, MoNas, Harmoni.

Ragunan-Pl. Gadung(kor4): Latuharhary, Ps. Rumput dst. (ngga tau lewat semua halte atau seperti biasa ada yang TU GAS ada yang Bermis-Gadung)

see, Ragunan sama Ancol masing-masing ada 4 rute, begimana nasib penumpang TraJa reguler, udah bingung, armada juga berkurang+hari libur (yang ini sih gue ga tau pihak BLUnya emang sudah menyiapkan Armada tambahan dan menggunakan bus seperti hari kerja, jadi busnya banyak atau malah menggunakan sistem yang hari libur dan sebagian armada digunakan untuk melayani rute khusus ini), tapi tetep yaa boo kenapa yang cililitan sama grogol ga di satuin aja gitu, kaya waktu Ragunan-Senen gitu, klo yang mau ke PGC bisa turun diCarolus, jadi lebih hemat gitu ;D

yaa tapi semoga yang gue takutin ga terjadi sih, semoga pihak BLU memang sudah memikir matang-matang semua rute ini jadi nggak ada yang namanya penumpukan penumpang yang parah, bus yang datangnya lama (baik TraJa rute wisata atau TraJa Reguler) ataupun keluhan-keluhan lain dari penumpang. Ya pokoknya gue cuman berharap TransJakarta dapat selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk penggunanya :))

Sunday 21 August 2011

Dewasa

Apa itu dewasa? Dewasa dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA adalah: (1) sampai umur;akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi), (2) telah mencapai kematangan kelamin, (3) matang (pikiran, pandangan).

Bagaimana dengan umur? Apakah umur dapat menentukan tingkat kedewasaan seseorang? Banyak orang yang lebih tua terkadang masih suka bersikap childish, seperti menurut KBBI dewasa itu matang (pikiran dan pandangan), jadi bahkan remaja juga bisa dibilang dewasa. Orang yang selalu menyelesaikan masalahnya dengan bijak, mengakui kesalahan yang diperbuatnya, tidak bersikap egois, tahu mana yang benar dan salah biasanya disebut orang yang dewasa, tidak seperti anak kecil yang hanya melakukan apa yang ingin dilakukan, hanya mendengar apa yang ingin didengar, hanya melihat apa yang ingin dilihat.

Pentingkah menjadi dewasa? Salah! mungkin pertanyaan yang benar itu, haruskah menjadi dewasa? Gue pribadi tidak benar-benar ingin menjadi dewasa, terlalu cemen untuk menjadi dewasa. Menjadi dewasa tidak seindah yang dibayangkan, gue tidak ingin orang yang gue sayangi pergi meninggalkan gue sendiri, gue belum siap berkorban untuk oranglain, gue tidak ingin bergulat dengan diri gue sendiri, mengakui jika perbuatan gue salah, bahwa semua yang terjadi pada diri gue adalah kesalahan gue, gue tidak ingin menangis sendiri ditengah malam dan berpura-pura gue baik-baik saja dipagi harinya, gue terlalu takut untuk memikirkan akan menjadi apa gue jika gue melakukan hal ini dan akan jadi apa jika gue melakukan hal itu, gue tidak bisa berteriak dalam hati karena itu hanya akan membuat batin gue semakin tersiksa.

Gue hanya tidak ingin memikirkan semua itu. Gue hanya ingin tetap menjadi anak kecil, yang selalu melakukan apa yang ingin gue lakukan tanpa memikirkan apa yang terjadi esok hari, hidup dalam dunia gue sendiri, menjadi apapun yang gue suka tidak peduli dengan orang lain. Hal itu lebih mudah dan jauh lebih indah untuk dibayangkan daripada membayangkan bagaimana menjadi dewasa.

Thursday 18 August 2011

Plong

Hari ini (kemarin, kamis) Irwan bagaikan berkah buat gue :)), betapa senangnya gue bertemu dia kemarin, disaat menjelang buka puasa dan gue sama sekali tidak memiliki apa-apa untuk berbuka puasa dia datang, gue tidak ada niatan untuk menunggunya bahkan gue sama sekali tidak ingat jika dia masuk siang, yang gue inginkan adalah cepat-cepat turun dari halte busway dan membeli sesuatu untuk berbuka.

Kemarin pertama kalinya gue keJakarta saat sedang puasa, beberapa hari yang lalu memang sudah bulan puasa tapi gue sedang tidak berpuasa. Nonton Kung Fu Panda2 kemaren *dimana film itu sangat kocak dan juga sedih, gue menangis di samping anak kecil*, keluar jam 4, gue pikir sempetlah gue beli makanan pas turun busway, males banget ke DuTas2 karena gue tau pasti akan rame banget disana jadi memutuskan turun di benhil dan naik kor 9, tapi ternyata shelternya penuh dan semua TraJanya kejebak macet, alhasil gue baru naik jam 5. Logikanya, jika gue naik jam 5 dan GatSu macetnya kebangetan gue akan sampai di Kuningan Barat jam setengah 6 + nunggu TraJa kor 6 +/-30menit maka itu berarti saat maghrib gue masih ada di shelter. Benar saja, gue sampai pukul 05.38 pm (waktu hp gue) diKunTi, halte penuh banget berarti gue tidak akan naik dalam waktu setengah jam. Yasudahlah gue memutuskan untuk ke Gor, dan bodohnya Gor Soemantri tidak jauh lebih baik.

Pukul 05.54pm (whg), bus Irwan lewat kearah dukuh atas *10.8 Demak Ambon klo dia bilang*, saat melihatnya satu-satu nya yang ada diotak gue adalah minta permen ke dia, setidaknya gue bisa membatalkan puasa gue dengan permen dari pada nunggu turun busway yang nggak tau jam berapa nyampenya.

Waktu ngeliat Irwan tampang gue *yang gue yakini* sangat bahagia, teriak-teriak sambil loncat-loncatan, "huaaah, IRWAN, IRWAN ikuuuuuuuut" ucap gue dan seperti biasa Irwan senyum dan memberi isyarat untuk masuk. Gue naik dengan satu barrier dan dia bilang udah maghrib, bahkan dia bertanya ke gue "lo yang naek dari smk 57 kan?" gue bahkan nggak tau dia :D si Irwan cuman ketawa aja lagi. Irwan langsung memberi pengumuman ke penumpang jika sudah waktunya berbuka. Dia mengeluarkan permen dan memberikan satu untuk gue, dia bertanya apakah gue mau minum "mau aer nggak?", gue pribadi mau banget minum tapi gue inget dulu dia pernah bilang dia akan beli satu gelas aer minum *minuman ringan yang digelas* sisanya dia akan makan permen untuk berbuka. Gue ingat SATU itu untuk dia buka dan yakin jika dia hanya beli satu, jadi gue mikir gue nggak bisa ambil air itu seenaknya saja. Gue cuman masang muka bingung, dia bertanya dengan tegas sekali lagi apa gue ingin minum? Gue mengangguk kecil, jadi dia memberikan sedotan ke gue dan meminta gue untuk memegangnya sebentar sementara dia melakukan pekerjaannya yaitu membuka pintu, setelah pintu tertutup dia mengambil sesuatu dari sebelah kanan bawah pintu busway, gue ingat ke dua orangtua gue selalu bilang jangan terima permen/makanan/minuman dari orang asing, tapi apa boleh dikata lagipula Irwan tidak lagi begitu asing untuk gue, dia memberikan minuman gelas rasa jeruk untuk gue, saat gue mengambilnya gue berkata "buat gue? Seriusan? Lo mana? Apa nggak apa-apa?" dia bilang "nggak apa-apa, buat lo aja, gue masih ada itu, ntar gue ambil di latu" gue antara percaya nggak percaya sih sama dia, soalnya pas di latuharhary dia nggak ngambil minumnya, pas gue tanya dia cuman bilang "iy ntar nyantai aja" gue hanya berpikir jika ternyata emang bener dia cuman beli 1 gelas.

Di jalan dia sempat melontarkan sebuah pertanyaan yang cukup membuat gue shocked, dia bertanya apakah gue memiliki perasaan untuknya, gue kaget saat ditanya, justru pertanyaan itu yang masih jadi momok menakutkan buat gue. Gue tiba-tiba aja mengatakan sesuatu yang nggak gue sadari dan memang datang dari lubuk hati terdalam "gue suka dan sayang sama lu, gue peduli sama lu karena lu adalah teman gue, tidak ada teman gue yang tidak gue sukai. Gue tidak akan bilang lu brengsek seandainya gue nggak peduli sama lu, demi kebaikan lu, emang gue keliatan demen sama lu ya?", gue cukup senang bisa mengatakan hal itu, gue tahu sekarang dia adalah teman yang baik, dan rasa yang gue rasakan memang seperti itu, mungkin gue sempat bingung tapi gue sudah menemukan jawabannya sekarang. Dia cuman bilang "bener juga lu, itu juga yang gue pikirin, dasar endut, ngegemesin banget deh lu".

Gue hanya senang dia bertanya seperti itu ke gue, membuat gue menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan gue juga :))

Wednesday 17 August 2011

Slamet Riyadi

Jika ada yang merasa pernah membaca post gue yang satu ini, tolong jangan menggunakan perasaan karena memang post ini pernah gue publish di facebook gue. Tulisan ini menceritakan tentang seorang Slamet Riyadi, seorang pemuda yang sangat luar biasa mengagumkan :))

Slamet Riyadi yang gue maksud bukanlah seorang pahlawan, juga bukan nama salah satu shelter busway di kor 5 (kp. Melayu-Ancol). Slamet Riyadi yang gue maksud hanyalah seorang pemuda yang sangat gue kagumi.

Slamet Riyadi adalah anak muda yang paling baik hati yang pernah gue temui dalam hidup gue, anak muda yang paling sopan, ramah, sabar, rendah hati, tidak sombong dan murah senyum. Gue tidak bilang dia pemuda yang sempurna, hanya saja dia berbeda dari pemuda lain. Susah menemukan anak muda yang seperti dia di Jakarta sekarang ini.

Pemuda ini selalu melakukan semuanya dengan ikhlas, termasuk senyumnya, senyum termanis yang pernah gue lihat, senyumnya seperti menularkan virus yang selalu berhasil membuat gue tersenyum, bahkan dihari terburuk gue.

Seperti Abang, dia menghilang tiba-tiba. Seperti Abang, gue mengenangnya dalam benak gue. Tapi tidak seperti Abang, dia tidaklah lagi kembali muncul *terdengar tragis memang*, daan tidak seperti Abang, gue tidak sempat untuk mengenalnya. Gue tidak mengenal siapa dia, terlalu takut untuk menjalin sebuah pertemanan dengannya, karena *mungkin alasan gue akan terdengar tidak masuk akal dan sangat lebai* gue merasa tidak pantas berteman dengan anak muda seperti Slamet Riyadi karena gue tidak cukup baik untuk menjadi temannya.

Gue sangat mengagumi pemuda ini, gue selalu memperhatikan dia, mengawasi dia, dia selalu berusaha memberikan yang terbaik.

Akhir-akhir ini Slamet Riyadi kembali menghantui gue. Dia datang ke dalam mimpi-mimpi gue, dan selalu ada saat gue memejamkan mata, gue bisa melihat Slamet dengan jelas akhir-akhir ini, matanya, senyumnya, gelang power balance yang dipakainya, handphone Nokia 5300nya, sepatunya bahkan handuk kecil berwarna merah yang sudah pudar yang dia lipat kecil dan ditaruh di kantung celana belakang sebelah kanannya. Semua terlihat jelas dibenak gue, seakan semuanya baru terjadi kemarin.

Gue sangat merindukan anak muda ini. Entah bagaiman semua tentangnya yang gue ingat selalu membuat gue menangis. Senyumnya, cara dia berbicara, saat dia mengatur volume suaranya, dia bisa selalu tahu kapan dia harus bicara keras dan tegas, caranya menghormati orang yang lebih tua, cara dia bersandar dan memejamkan mata, tidak ada kesan sombong dalam dirinya, tidak ada kesan galak dalam dirinya yang ada hanyalah sebuah kenyamanan saat berada didekatnya. Kepribadiannya yang membuat gue selalu menangis jika gue mengingatnya, berharap gue bisa seperti dia.

Pak Kosim bilang Slamet itu anak yang sangat, amat sangat baik, sopan, ya baik sama semua orang dan memang banyak pujian yang diberikan kepadanya, banyak yang bilang OnBoard Kor 4 yang bernama Slamet Riyadi itu baik, sopan dan ramah. Itulah Mas Slamet Riyadi yang gue kagumi. Pak Kosim bilang, jika dia tidak ada di kor 4 mungkin dia pindah ke kor 10, pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bang Juned.

Slamet Riyadi sebenarnya tidak tampan, hidung besar, mata sipit, kulit cokelat, tapi karena kepribadiannya yang luar biasa dia terlihat sangat tampan dimata gue. Gue bersyukur, walaupun gue tidak mengenalnya, gue bisa tahu jika masih ada pemuda yang sangat ramah di Jakarta.

Satu hal yang gue pelajari dari seorang Slamet adalah apapun yang terjadi, seburuk apapun masalah yang menimpa kita, kita harus tetap bersabar dan tetap tersenyum. Lihatlah Slamet, pekerjaannya tidak semudah yang kita lihat, hanya berdiri di dalam bus berAC. Sebagai seorang SatGas OnBoard TransJakarta menghadapi penumpang itu butuh kesabaran yang extra.

Slamet Riyadi, seorang pemuda yang memiliki kepribadian yang sangat menakjubkan dan betap gue sangat mengaguminya :))

Thursday 11 August 2011

bukan hari paling aneh hanya sedikit luar bisa mengejutkan, luar biasa memalukan, luar biasa menyenangkan

sumpeeeeeeh, kemarin tuh gue bangun telat, gue bangun jam 5 padahal gue harus sampai di UNJ jam 8 pagi. semuanya berjalan lancar sampai saat gue naek BusWay. sampai pukul 06.40 dishelter, nunggu setengah jam di shelter baru dapet TraJa itupun gue terpaksa ikut yang ekspress monas karena gue sudah berada diantrian paling depan *nggak ngerti gue kenapa setiap gue ada dibarisan belakang yang lewat selalu TraJa Dukuh Atas sedangkan saat gue ada di antrian paling depan selalu TraJa yang eksprees*, dan apakah ada yang bisa menebak seberapa panjang antrian di SMK 57? sampe jembatan booo. sudah sangat sempit itu di bus tapi gue tetap memaksa masuk. masih ada tempat sih di dalam untuk satu atau dua orang tapi OnBoardnya minta tolong ke gue dan mba-mba di sebelah gue untuk berdiri mepet ke pintu dan tidak bergeser lagi. di Mampang gue melihat Ikkie, dia juga sedang menanti TraJa *sepertinya hari itu dia masuk siang*. agak sedih gue karena yang gue tau dia selalu turun di Kuningan Timur.

untung feeling gue bagus, gue turun di GOR Soemantri dan nunggu TraJa yang ke DuTas. ternyata di dalam
bus ada Ikkie. huuuaaaaaaah, seneng nggak yaa satu bus sama Ikkie? ;)) waktu gue naik, gue kan naik dibelakang dan emang penuh dan sama sekali nggak ada pegangan di dalam bus. gue bingung mau pegangan dimana *seperti biasa gue selalu bisa bersikap lebai dan membuat keadaan disekeliling gue menjadi heboh*, Ikkie sempet megangin tangan gue, tapi gue langsung pegangan ibu-ibu didekat gue dan ibu-ibunya juga bilang "nggak apa-apa dek, pegangan aja", Ikkie jutek banget ngeliat gue, sereeeeeem bener dah doi. akhirnya ibu-ibu duduk dan gue bener-bener nggak ada pegangan, akhirnya gue berbagi pegangan sama dia, dia ngasih gue tempat duduk sih. gue turun di dukuh atas *bukan karena Ikkie ya, tapi karena emang gue sekarang selalu ke DuTas". engingeng, tebak siapa yang jadi OnBoard di TraJa Kor4 pertama yang lewat? Arie Dwi Saputra. sumpaaaaaah itu gue bener-bener males ketemu sama dia, dia tidak seperti Slamet gue :'(

keManggarai dulu pulangnya, asiiik naik BusWay dari Halimun, nanya sama Irwan klo seandainya gue naik dari halimun mau keragunan apa boleh gue langsung naik kor 6 tanpa harus ke DuTas, tapi dia bilang nggak boleh, yasudah, nunggu kor4 lamanyooo banget-banget dan penuh. gue mencoba untuk bertanya kepada OnBoard kor 6 yang lewat untuk mengijinkan gue naik dan berjanji akan turun didukuh atas, tapi tetap tidak diizinkan. hopeless nunggu kor4 akhirnya gue duduk aja gitu sambil baca novel, sesekali memperhatikan jalur kor4 yang tak kunjung datang busnya. saat gue ngeliat kor6 ada banyak bus berjejer, tapi gue sudah tidak ingin mencoba lagi mengemis untuk dinaikan #emosi tingkat tinggi. ternyata Irwan adalah OnBoard disalah satu TraJa itu, saat semua orang memaksa naik dan tetap tidak diizinkan gue pikir Irwan juga tidak akan mengizinkan gue naik, tapi saat semua orang menjauh dia mengedipkan matanya *dia selalu mengedipkan matanya saat memberi isyarat ke gue, tau peppy the explorer, kedipannya dia kaya si Peppy, agak lebai, tapi jujur gue sama sekali tidak mengerti jika dia menggunakan kedipan mata ataupun gerakan bibir, #efek otak gue yang lemot* untungnya dia langsung ngangkat tangan dan gue langsung masuk kedalam bus. sepanjang jalan kita membicarakan hal-hal yang tidak begitu penting *seperti biasa*, kita juga membicarakan TraJa yang udah bapuk.

hari baru dan gue tetap terlambat, beturut-turut gue terlambat. semalam gue lupa menyalahkan alarm, alhasil gue telat lagi, busway lebih baik daripada kemarin karena gue hanya menunggu 10 menit untuk bisa naik. dan bagian paling menyenangkan hari ini adalah TraJa yang gue naikin adalah TraJa tembakan, gue dapet tempat duduk dibawah AC pula. sampai di jatipadang TraJanya berhenti, menunjukan tanda-tanda dia akan ngadat, di TL pejaten pramudi benar-benar meyakini jika busnya itu akan mati total, dia menurunkan sebagian penumpang, karena jika menurunkan semua penumpang shelter tidak cukup menampung. sisanya akan diturunkan di shelter berikutnya *including me*, ternyata di buncit bus sama sekali nggak mau jalan, dalam hati berpikir apakah TraJanya mogok karena kemarin gue ngata-ngatain dia ya. Haha. Dan memang benar itu mati total, OMG! It's not good, gawat, setiap bus yang lewatpun tidak bisa bawa penumpang karena jarak bus satu ke bus lain itu sungguh luar biasa jauh. balik ke pejaten akhirnya, tapi tidak membantu sama sekali, nunggu bus 1 jam baru bisa keangkut.

Wednesday 10 August 2011

teman dan sahabat

banyak orang yang bertanya ke gue, kenapa gue selalu terlihat sendiri tanpa teman saat gue pergi? sebenarnya gue sama sekali tidak tahu apa yang harus gue katakan kepada mereka yang bertanya. gue hanya mengatakan jika gue lebih merasa sangat nyaman jika seandainya gue sendiri, tapi dari cara mereka menatap gue gue selalu tahu jika apa yang gue katakan tidaklah dapat diterima oleh mereka. apa saat gue sendirian membuat gue menjadi anak paling aneh di dunia? sebenarnya apa masalah mereka, jika seandainya mereka lebih bahagia saat mereka bersama dengan teman-temannya ya itu mereka BUKAN gue. jujur guepun tidak tahu kenapa gue sampai bisa seperti ini. gue punya banyak teman hanya saja gue tidak terlalu suka untuk berkumpul, dan hal itu selalu membuat gue terkesan seperti orang sombong.

Abang pernah bilang yang kita butuhkan dalam hidup adalah sahabat. tidak peduli sebanyak apa teman kita, kita tetap butuh seorang sahabat. dia bilang dia punya satu sahabat yang sangat mengenalnya. saat Abang mengatakan hal itu, gue menyadari gue tidak ingin menggantikan posisi Raden. mencari sahabat seumur hidup itu tidak semudah yang dipikirkan. bahkan seorang Irwan juga mengatakan jika gue tidak bisa seperti ini, menutup diri, menjauh dari semua orang bukan hal yang paling tepat untuk dilakukan. senyaman apapun gue terhadap kondisi gue sekarang, gue harus berusaha untuk tidak bersikap egois dan hanya memikirkan kehidupan gue, demi kebaikan gue. gue akui apa yang dikatakan Irwan itu adalah sesuatu yang benar.

Monday 1 August 2011

Jalan-jalan sebelum puasa

Puasa tahun ini ada yang berbeda. Biasanya sebelum puasa gue jalan-jalan beli buat baju baru atau belanja buat keperluan puasa besok, karena semua keperluan puasa udah dibeli sama nyokab dari jauh-jauh hari, klo masalah baju baru, gue memutuskan tidak akan ada baju baru tahun ini tapiii gue pengen beli wedges T.T

jadi sebelum puasa tahun ini nggak kemana-mana sampe seminggu yang lalu liat berita Harry Potter and The Deathly Hallows keluar tanggal 29 July, sebenernya nggak bener-bener pengen nonton mengingat terakhir gue nonton Harry Potter and The Orde Of The Phoenix itu gue ketiduran, setelah hari itu gue nggak pernah mau diajakin nonton Harry Potter lagi :D, tapi mengingat ini film terakhir dan mau puasa juga *ga tau gimana gue ngidam solaria* jadi berangkatlah gue ke Gandaria City hari Sabtu kemaren sama kakak gue, nyampe bioskop antriannyooo panjang bener (-__-"). Pas udah nyampe loketnya Harry Potter hari sabtu mulai dari yang jam 12 sampe jam 18 semua hanya menyisakan beberapa bangku di barisan (TER)depan, gue? Tentu saja menolak, akhirnya kita beli tiket untuk yang hari minggu. Rencana yang udah disusun rapi buyarlah sudah. Akhirnya hari itu ke GanCit cuman beli ticket dan makan Ramen di Sanpachi. Ckckck.

Hari minggu, mau nggak mau jalan lagi ke GanCit, nyampe sana jam 12.15, asiiik, jadi juga gue makan di solaria. Setelah itu jalan-jalan sebentar ke gramedia karena filmnya jam 14.15. Mau beli buku tentang autobot tapi ga punya uang. Hahaha.

Masa dah gue nangis nonton Harry Potter. Hahaha. Tapi gue akuin itu film sungguh membuat gue terharu ;( mungkin karena film terakhir dan banyak yang mati juga jadi emang sedih.