Friday 21 October 2011

My playlist

beberapa hari yang lalu gue menghapus semua lagu yang ada di hp gue, menggantinya dengan lagu-lagu yang dulu gue suka nyanyiin, lagu-lagu favorite gue, yang selama kurang lebih dua tahun terakhir menemani perjalanan gue, selama gue kuliah di UNJ, saat gue pulang, gue selalu mendengarkan mp3 dari ipod atau hp nokia 3600 slide kesayangan gue di kampus, di TransJakarta BusWay ataupun di haltenya, semua lagu ini memiliki kenangan tersendiri. masing-masing lagu mengingatkan gue kepada hal-hal kecil yang membuat gue rindu akan banyak hal.

boys of summer & unopened letter , the ataris., pemandangan yang gue lihat saat mendengar kedua lagu ini selalu sama setiap hari, entah kebetulan atau tidak lagu ini biasanya selalu terputar saat gue di busway koridor 4 10.8 Dukuh Atas 2. sepanjang jalan sultan agung, gue suka duduk dibangku belakang yang terkena panas matahari, memandang langit biru yang bening dan phon-pohon yang terdapat di bantaran kali ciliwung.

straight jacket-felling, the all american reject. lagu ini benar-benar mengingatkan gue akan Abang, lagu ini menemani gue saat gue kehilangan Abang AR, membantu gue untuk melepaskan Abang. "today I'm fine without you, Runaway this time without you, And all the things you put me through, I'm holding on by letting go of you."

cooler than me, mike posner. mau tau lagu ini mengingatkan gue pada siapa? SULISTIONO, si jawa yang manis luar biasa, dengan postur tubuh yang tinggi besar dia cukup waaaaah, awalnya dia manis banget dimata gue dan masih tetap begitu yaa *emang dasarnya dia manis*, tapi sejak tau gue demen sama dia, beuuuuuuh, tu orang jadi demen banget tepe tepe. "If I could write you a song, and make you fall in love, I would already have you up under my arm. I used to pull all my tricks, I hope that you like this. but you probably won't, you think you're cooler than me."

takeoffs and landings, the ataris. lagu yang satu ini mengingatkan gue sama Pa Kosim. hhahaha. soalnya dulu waktu dibusway, lagu ini diputer di radio. "If you could go anywhere right now, Where would you go? And would you miss me when you get there? There's no place that I would rather be, Please don't let, me go falling from the sky,The "fasten seatbelt" sign just needs to go out, If only you could be right here by my side, Home wouldn't seem so far from here", nyanyi teriak-teriakan nggak jelas sampe diketawain si bapak yang satu itu :))

I'm ready I am, the format. kalo ini ngingetin gue sama Irwansyah Hadi, gue selalu mengatakan satu penggalan kalimat dari lagu itu ke Irwan "I need a reason to let go, an intervention or a lullaby, something to cure me, please believe me"

stranger, secondhand serenade. Slamet Riyadi satu-satunya orang yang gue ingat saat mendengar lagu ini dan dia memang cocok dengan lagu ini, "Turn Around and fix your eye in my direction, So there is a connection, I can't speak, I can't make a sound to somehow capture your attention, I'm staring at perfection, take a look at me so you can see, how beautiful you are"

shining light, ash. selalu mengingatkan gue pada TL landmark di DuTas 2 dan juga tetap mengingatkan gue pada Slamet Riyadi :)

the promise, new found glory. mengingatkan gue pada alm Raden Mas Sadewa Pratama. Aden suka banget lagu ini, dia pernah mengutip salah satu lirik lagu ini di kartu ulangtahun gue "If you need a friend, Don't look to a stranger, You know in the end, I'll always be there. And when you're in doubt, And when you're in danger, Take a look all around, And I'll be there." kangen Adeeeen :(

remembering sunday & stay awake (acoustic vers), all time low. ini mah beda lagi, lagu ini mengingatkan gue sama Dukuh Atas 2. hhaha, sambil nunggu ujan berenti turun. klo lagi sepi bisa nyanyi, teriak-teriakan. hhaha.


dear diary, mocca. september 2010 lagu ini menjadi lagu gue, Abang adalah dalang dibalik semua masalah ini. M Raditya Malique H hanyalah korban, permohonan maaf sebesar-besarnya dihanturkan kepada Malique untuk hal ini.


hate, plain white t's. hhaha, sumpah ini lagu Dede Priatna banget. "Hate is a strong word But I really really really don't like you. Now that it's over, I don't even know what I liked about you. Brought you around and you just brought me down. Hate is a strong word. But I really really really don't like you"

this is how we do, all time low. ini mengingatkan gue pada halte busway UNJ. 

shake it, metro station. lagu ini mengingatkan gue pada tol TB Simatupang, hahaha, cacat kan? emang. TB Simatupang di Cilandak dulu ada banner gede yang mengiklankan iphone, selalu terputar setiap gue lewat sana.

vanilla twilight, owl city. klo lagu ini mengingatkan gue pada Aulia Tirani, soalnya dia demen banget sama lagu ini. gue bahkan nggak tau lirik lagunya. hhahaha.

daaaaaaaaaaan masih banyak lagi lagu yang mengingatkan gue pada banyak hal....

Wednesday 19 October 2011

Jakarta selamanya

sejak gue pindah kuliah, banyak hal yang berubah. gue sudah jarang yang namanya ngebolang, karena gue tidak memiliki kesempataan lagi untuk melakukan hal itu, pd. labu mau kemana? ngga ada tempat menarik untuk dikunjungi, plus tidak didukung dengan transportasi yang lengkap, I am lost without TransJakarta *lho?*, sisi baiknya, gue lebih sering berada dirumah dan itu cukup membuat Ibu merasa tenang. sayangnya gue bukan orang yang senang untuk tinggal dirumah. berasa anak sekolahan, kuliah jam 9 sampe jam 2 langsung pulang, nyampe rumah jam setengah 3, ngapain? tiduuuuuur. see? my new life's so boring, gue menikmati kuliah baru gue, karena menjalankan sesuatu yang benar-benar gue, hanya saja masih tidak bisa melepaskan kebiasaan gue.

dua tahun kuliah, pulang siang selalu ngebolang dulu, cukup terbantu dengan adanya TransJakarta BusWay, karena saat tidak ingin pulang cepat bisa muter-muter naek BusWay, mengenal lebih jauh Jakarta, mencintai Jakarta dengan cara gue, memetakan sendiri Jakarta di otak gue, menenggelamkan diri di kesemerawutan kota ini, tidak seburuk yang mereka pikir. kuncinya adalah MENIKMATI Jakarta dengan sejuta pesonanya. jatuh cinta dengan Jakarta, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, menikmati keindahan Jakarta, menghirup udara malam Jakarta nan segar, gue merindukan hal itu.

Jakarta menyimpan semua rahasia gue, menyimpan semua cerita cinta yang tak terucapkan. ingin sekali mengunjungi Jakarta lagi, menikmati keindahannya sendiri, menghilang dalam keramaian, berdiri di puncak tertinggi *baca: Monas/Epicentrum building, hhahha*. lama tidak melakukan semua itu. ingin rasanya bisa melebur menjadi satu dengan Jakarta.

Friday 14 October 2011

DONOR DARAH NYOOOOOOOOOOOOOK!

Sabtu, 08 Oktober 2011
Niatan mau donor darah akhirnya tercapai *Yeiiiiii, prok prok prok *\(˘▼˘)/** janji sama diri sendiri untuk menjadi pendonor darah karena tidak ada lagi yang bisa gue lakukan untuk membantu sesama selain ini, jadi udah nggak punya utang lagi sampai tiga bulan kedepan. Setelah cari info sana-sini PMI mana yang hari sabtu tetep buka, kata Bli, hanya PMI Pusat Jakarta di Kramat sajalah yang buka setiap hari selama 24 jam non-stop. Thank God, karena gue tahu dimana PMI Kramat itu berada, jadi tidak ada masalah untuk kesananya. Ngampus hari Sabtu bikin gue jadi lebih sering jalan di hari Sabtu dan satu hal yang gue nggak suka, TransJakarta BusWay sedikit membuat gue naik darah setiap hari Sabtu. Keluar jam 12 siang, langsung cuuuus ke Kramat, butuh waktu tiga jam jalan ke Kramat dari pd. Labu, hadeuuuuuh, bener-bener deh TraJa sekarang itu. Lama di Kor 5 sebenernya, di Matraman gue setengah jam coba, gila kali, sekalinya Gandeng yang lewat udah kga muat, orang juga kga ada yang turun. FYI, klo mau naek TraJa ke PMI Pusat ke kor 5 turun di halte pal putih itu depannya langsung PMI Pusat di depan RS Kramat 128 *jalan sedikit lagi sih. Hhuahahaha*.
Masuk aja ke gedungnya, minta formulir sama resepsionis, ntar kita disuruh ngisi-ngisi gitu tentang kesehatan kita *tapi harus jujur yaa ngisinya, demi kebaikan bersama juga lhooo itu*, terus masuk ke ruangan sebelah nunggu dipanggil buat pemeriksaan darah, cuman ngetest biar kita tahu kita boleh donor apa nggak, testnya juga cuman kaya ngecek golongan darah, nggak sakit kooo, ditanyain berat badan juga *ini bagian yang memalukannya (¯.¯”)*, kalo boleh, langsung disuruh keruang tunggu, nah tunggu aja disitu sampe kita dipanggil, 15 menitan kali baru gue dipanggil, ngobrollah sama satu mas-mas kakak-kakak*hhahaha, wong doi cakepnya luar biasa. Hhahaha* namanya sih Juna *kenapa yang namanya Juna selalu ganteng? #mikir*. Si ka’ Jun ini nanya-nanya, apa ini pertama kalinya gue donor? Alasan gue kenapa donor darah? Hhahaha, doi bilang gue itu “WOW” banget ^_^ *jangan mikir yang macem-macem*, dari pd. Labu bela-belain ke Kramat cuman buat ke PMI, terus pulang ke Pamulang padahal juga udah sore, baaah, doinya nggak tau aja emang gue demen petakilan, justru hari ini tumben gue jalan karena ada tujuannya, biasanya juga kga, muter-muter kga jelas kemana sampe malem, karena gue cinta Jakarta di malam hari. Oke cukup basa basinya, “Ibu Pinkantya Artika masuk pintu satu”, terdengar nama gue dipanggil, jadi mengucapkan sampai jumpa dengan si kakak ini.

Masuklah gue kesatu ruangan ini, dimana dimulai dari sinilah hal-hal memalukan kembali gue lakukan *nggak ngerti deh kenapa gue selalu melakukan hal bodoh atau mengatakan hal yang tidak perlu dan tidak penting untuk dikatakan, kalo kata temen-temen gue, gue kalo udah salting dan malu malah makin malu-maluin, ngomongnya juga udah ngelantur, apaan aja yang ada diomongin. Hhehe, maklum aja ya*, ruangan ini cukup kecil, hanya ada meja yang dibaliknya duduk seorang wanita paruh baya yang sangat baik, menyapa dengan senyum kecil, harusnya disini, diruangan ini gue diperiksa tensinya (tekanan darah), tapi gue nyelonong boy aja gitu, diketawain dah gue. Dan si dokter tau aja kalo ini pertama kalinya gue donor di PMI. Setelah kelar dengan pemeriksaan tensi gue menuju keruangan selanjutnya, ruangan utama, yaitu ruangan donor darahnya. Ruangannya cukup besar, berisi 16 tempat tidur yang setiap barisnya terdiri dari 4 tempat tidur dan ditata secara berhadapan.

Emang dasarnya gue malu-maluin kali ya, setelah diperiksa tensi, gue melanjutkan lagi keruangan berikutnya, yaitu ruangan donornya *celingak celinguk*, naro formulir gue diatas meja, si mba cuman bilang “iya silahkan mbak” sambil menunjuk kearah ruang tunggu, ruang tunggunya dipenuhi dengan wajah-wajah yang tadi gue temui di luar. Semua orang terlihat sangat baik, karena mereka semua tersenyum ke gue,

waktu mau duduk ada satu bapak-bapak ngomong "cuci tangan dulu de" sanbil nunjuk ke westafel. udah dengan bingung gue jalan kewestafel, sambil cuci tangan *bener-bener tangan sampe pergelangan tangan, secara tu bapak-bapak bilangnya cuci tangan*, eh terus ka Junanya dateng, cuci tangan disebelah gue, katanya dia cuci tangannya sampe siku, hhahaha, padahal gue udah kelar cuci tangannya. sambil nunggu ngobrol lagi deh sama dia, sama semua orang yang lagi  nunggu, dalem hati bersyukur ketemu orang kaya dia, jadi gue nggak sendirian. kebetulan juga pas donor tempat tidur gue disampingnya dia, jadi sepanjang kita diambil darahnya, kita ngobrol, sama dokternya aja kita dibilang pacaran, hhahaha.


pas udah kelar, kita makan *asiiiik*. sekali lagi gue bikin heboh, setelah ngambil kartu, kita jalan kekantin, yang letaknya dibelakang ruang donor, tapi sebelumnya gue ke toilet dulu, jadi ka Juna ini nungguin gue, pas gue keluar kita langsung ke kantin, naaaaah, disini ini yang malu-maluin, pas ka Juna minta kertas gue *kertas yang buat ditukerin sama makanan*

ini ada dua, yang warna kuning di kasih ke petugas kantinnya


jadi gue bingung itu kertas dari mana, gue nggak megang dari tadi, ternyata ada di dalem kartunya. hhahaha. malu-maluin, gue udah ngeyel banget nggak megang itu kertas.akhirnya, duduk, nggak cuman berdua, tapi kita duduk ber empat sama satu pasangan ini, yang tadi ngobrol waktu nunggu mau donor *sekali lagi berkat si Juna, karena kebaikannya jadi ada temen*. yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, makaaaaan :)

1 mangkok mie rebus, 1 gelas susu cokelat, 1 butir telur rebus, 1 gelas air putih


tha awesome Jakarta

Jakarta itu macet, Jakarta itu panas, Jakarta itu semerawut, Jakarta itu Banjir saat Hujan, Jakarta itu menakjubkan.

Thursday 13 October 2011

Doi

Gue ingin menceritakan sesuatu tentang Irwan lagi, udah lama tak berjumpa dengannya *baru 3 minggu, eh salah deng 2 minggu 6 hari lebih tepatnya. huehehehe*. Jadi memang gue sudah merencanakan untuk bertemu dengannya, kejutan sih sebenernya jadi nggak sms, tapi sekali lagi rencana yang sudah gue buat selalu tidak berhasil, bertemu dengan cara yang sama sekali tidak terduga *yaudah siih yaaa, biarin aja, yang penting ketemu, rempong deh gue*. Ketemu doi yang tiga minggu nggak ketemu, pertama yang ada dipikiran gue saat pertama kalinya bertemu dengan doi “kenapa dia tambah cakep” *huaaaah, nggak, nggak, nggak boleh suka sama dia (  ̀З ́ )_,/(>_<”!)* #gigitjari#, tapi sumpah gue nggak bohong, dia jauh lebih kurus.

Ngeliat dia di DuTas2, akhirnya gue sms dia juga deh, terpaksa itu juga *ngibul (ˇзˇ)♪♫ * “eh, eh, eh, dirimu ada di dutas yaaah?” sms gue, nggak ada semenit balesan dari dia nyampe di hape gue, tilulittilulit, uhm sebenernya hape gue lagi di silent sih “ko tau? Tadi ngeliat yaah? Ko g manggil?” “hadeeeuh, masa iya gue teriak-teriak di bus (¬_¬) ini gue masih di shelter” percaya atau nggak gue nungguin balesan dari doi *tutupin muka pake bantal* #malu#, semenit nggak ada balesan, ada TraJa Kor 6 yang dateng, kecewa tapi pas gue mau naek, eh doi nongol dibelakang gue dan bilang “entar aja ndutt naeknya…..” gue bengong *efek terpana ngeliat dia, tapi gue langsung buang muka dan nggak mau natap matanya dan bilang “awas kalo sampe penuh yaaaah Tra…” *gue nggak pengen ngobrol aja sama dia di Shelter, pertama banyak satgas lain di DuTas 2 hari itu, kedua DuTas penuh banget, banyak penumpang yang baru pulang dari jalan-jalan* “…gue putus sama cewe gue” lanjutnya, itu yang bikin gue langsung menatapnya, sedikit merasa bersalah karena secara tidak sadar gue sempat memberikan tawa sumringah ke dia, huehehehe semoga doi nggak sadar #crossmyfinger#, saat mendengar berita mengejutkan itu jujur ada perasaan senang, lega, sedih dan sedikit rasa bersalah.

Kebiasaan buruk gue saat mendengar sesuatu yang buruk pada teman gue adalah selalu menepuk pundaknya dan hanya “sabar ya Gan” yang keluar dari mulut gue. Dia selalu tertawa saat gue melakukan hal bodoh itu. Dia bilang dia baik-baik saja, karena ini memang yang dia mau dan dia yang mutusin, bahwa dia justru lebih tenang dan senang sekarang, apa gue harus percaya akan hal itu? Apa hatinya tidak benar-benar terluka akan hal itu? Dia mengalihkan pembicaraan *as always*, bertanya tentang Astar, tentang keputusan gue, gue sedang tidak ingin membicarakan kisah cinta gue, sebenarnya bahkan gue tidak tahu apa yang harus gue ceritakan ke dia karena gue memang tidak tahu apa yang terjadi sama kisah cinta gue. *mau nangis ╥,╥ #tutupin muka pake kipas#*

Untungnya sore itu, banyak sekali penumpang, jadi banyak juga penumpang yang mengganggu pembicaraan kami, jadi gue tidak perlu melanjutkan cerita tentang percintaan gue, mereka memotong dengan bertanya mana BusWay yang ke Ragunan, mana yang ke Kuningan, mana yang ke pl. gadung, mana yang ke Matraman dan sebagainya. Ada kejadian lucu dengan salah satu penumpang, dimana ada segerombol mas-mas *yang mukanya beneran mas-mas banget* nanya ke Irwan, saat itu dia lagi cerita tentang alasan dia memutuskan ceweknya, mereka cukup menyita perhatian gue sejak awal mereka datang, mereka datang dari arah kota sesampainya di DuTas2, mereka sepertinya bingung dan ingin bertanya, hanya saja memang saat itu ramai sekali jadi semua patroli itu dikerubungi oleh orang-orang yang juga bingung. Akhirnya salah seorang temannya menyadari keberadaan Irwan di depannya, dia bertanya arah pl. gadung, Irwan lagi cerita telihat dari wajahnya jika dia sedang serius, tapi jujur gue sudah tidak mendengarkan Irwan sejak kedatangan mas-mas ini *maaf ya Gan (˘/\˘)*, si mas itu bertanya “kalo mau ke pl. gadung disini ya?” *menunjuk kearah Ragunan* si Irwan hanya memberikan anggukan dengan menunjuk kearah Ragunan juga, “makasih ya!” ujarnya, gue? Langsung heboh sendiri “EEEHH MAS! Gadung disana ini mah barisan Ragunan” si Irwan cuman bilang iya aja lagi kaga pake bilang maaf, alhasil gue yang maaf “maaf mas dia mah emang rada-rada”, untungnya si masnya nggak marah.

Karena semakin ramai yaudahlah, gue suruh doi kerja lagi, lagian juga dia mau ngasih laporan plus shalat maghrib, gue pulang deh dan menikmati setiap detik perjalanan yang gue tempuh malam itu, saat gue pikir-pikir sudah lama sekali rasanya tidak naik TransJakarta malam hari, menikmati setiap keindahan Jakarta malam hari *\(˘˘)/*

Sunday 2 October 2011

TransMilenio BusWaynya Bogota



pernah ada yang dengerkan ya TransJakarta BusWay itu ngikutin *apa ya bahasanya kayanya "ngikutin" nggak enak banget, huahahaha, maklumlah* Transmilenio Bogota, Coloumbia. gue pada dasarnya tidak tahu apa itu TransMilenio, sedikit menjadi penasaran saat orang-orang membahasnya karena Transjakarta BusWay yang kita kenal diadaptasi dari sana, Bogota. gue menulis ini bukan untuk membedakan TransJakarta gue tercinta dengan TransMilenionya Sergio yaaa, hhhahaha *Sergio, teman FaceBook gue yang tinggal di Bogota*. karena penasaran gue bertanya dengan Sergio tentang TransMilenio untungnya dia juga lumayan sering naek TransMilenio, walaupun akan lebih jelas jika gue tanya ke mbah google, yang memang ujung-ujungnya gue nyari di google :)) ada yang bilang TransJakarta gagal "menjiplak" TransMilenio, seriusan? gue jadi penasaran sebagus apa TransMilenio itu, waktu gue searching siih, wuiiiiih busnya warna merah, kenapa TraJa nggak warna merah juga pasti bagus, hhehehe.
bagus yaaah, gandeng tiga lagi (-__-")
jadi pembicaraan gue dengan mas Sergio itu dimulai dengan pertanyaan bodoh gue "Sergio, do you know Transmilenio?" hhuuuahahaha, gue lupa menambahkan "well" kedalam pertanyaan gue, yaaah begitulah. jadi gue mulai menceritakan tentang TraJa, dan memaksanya untuk mencari TransJakarta BusWay di Google, hhehehe. jadi gue cerita ke Sergio bagaimana penuhnya TraJa saat Peak Hour, Sergio bilang tidak jauh beda, TransMilenio juga penuh katanya, bener aja, gue punya gambarnya *tapi dapet dari google, pokoknya semua gambar yang akan gue tampilin disini gue ambil dari google*




sadis yaak? Nggak kalah kan sama Jakarta?
yoiii, gue cerita sama Sergio betapa brutalnya orang-orang saat ada bus yang datang, doi mah ketawa aja. disana juga ada kecelakaan TransMilenio katanya, pas gue cari emang beneran ada ternyata



bah ini mah TraJa bukannya?

yaaah, klo katanya Sergio kecelakaan itu manusiawi, namanya juga yang nyetir manusia. yaah, intinya TransMilenio sama TransJakarta sama-sama penuh klo lagi jam sibuk, sama-sama pernah mengalami kecelakaan. intinya sama-sama aja siih. hhahha

eh ada yang udah liat shelternya belum? shelternya sih, sama aja, kaya yang tadi gue bilang semuanya sama aja cuman klo halte TransJakarta versi mininya kali yaah,

gede kan, adalagi tuh gambar yang lebih bagus tapi nggak ke download

ada tempat penitipan sepedahnya juga lagi...
ini nih klo di Jakarta ada tempat penitipan sepedah kaya gini dan nggak repot-repot, gue naek busway bawa sepedah, kga usah lagi ngarepin feeder busway. uhm, gue baca di artikel katanya TransMilenio ini juga pemerintahnya bener-bener niat, pemukiman kumuh yang ada dipinggiran jalan di Bogota di gusur, orang yang tidak punya identitas dipulangkan sisanya dibikinin Rumah Susun, buat pelebaran jalan sama bangun jalur buat BusWay dan katanya Sergio, TransMilenio ini bener-bener berhasil mengurangi kemacetan di sana, itu namanya kekuatan niat, lah disini? gue cinta sama TransJakarta, jujur. tapi jika ditanya yaaaah sebenernya BusWay memang tidak mengurangi kemacetan di Jakarta sih, mungkin karena kesadaran masyarakat kurang, atau memang kasadaran mah ada tapi memang sarananya yang memang kurang mendukung. tapi gue yakin Jakarta pasti bisa berubah, menjelma menjadi lebih baik dan berhasil seperti TransMilenio, jika pemerintah benar-benar niat, fokusin pada satu hal, juga diperlukan dukungan dari masyarakat.

Tentang Gue *tolong mengerti*

Gue itu pemarah (aaaaaaaah... Ga mungkin masa iya sih?), bener deh percaya sama gue. Gue mengatakan hal ini bukan karena gue bangga akan hal itu, bagi gue itu adalah penyakit, penyakit yang menjangkiti gue dan cukup membuat gue menderita, gue masih berusaha untuk melawannya. Bagaimana tidak, hal kecil, hal-hal yang orang pikir adalah hal sepele justru akan membuat gue marah, entah bagaimana hal itu terjadi pada gue.

gue sungguh tidak ingin marah, apalagi saat gue harus marah ke Nyokap atau Bokap gue, gue akan sangat sedih banget saat melakukannya, akan ada rasa marah yang teramat sangat dalam diri gue setelah gue melakukan itu. karena gue sudah cukup mengecewakan mereka tanpa harus membentak mereka.

mungkin sifat pemarah gue ini yang membuat gue lebih suka sendirian, karena gue tidak ingin orang lain melihat gue dalam keadaan yang seperti itu. terkadang saat gue bertengkar dengan kedua Orang Tua gue, gue lebih suka untuk menjauh dan meninggalkan mereka begitu saja, gue tahu mereka berpikir betapa gue sangat tidak sopan meninggalkan mereka begitu saja saat mereka sedang menasihati, tapi gue hanya takut saat gue tetap berada diantara mereka gue akan marah dan berteriak kepada mereka, gue hanya tidak ingin melukai hati mereka lebih dalam. cara gue salah dan gue tau itu.

gue menikmati saat gue sendiri karena gue merasa bebas. tanpa ada orang yang menilai, melarang gue, memberi tahu apa yang boleh dan tidak untuk gue lakukan dan sebagainya. pergi kemanapun, makan apapun yang gue suka tanpa minta pendapat orang lain apakah mereka suka atau tidak. sendirian bisa meredam rasa amarah gue, katakanlah gue menyedihkan, orang yang kesepian, but I'm cool with it, inilah gue.