Saturday 11 February 2012

masa-masa Indah (?)

kemarin gue pergi dan naik TransJakarta BusWay --udah lama banget kayanya gue nggak naik angkutan kota Jakarta yang satu itu--, sebenernya nggak sepenuhnya kemarin, tapi kemarin, kemarinnya lagi, ya pokoknya kemarin deh. sebenarnya udah lama merencanakan untuk menyediakan sedikit waktu untuk kembali ngebolang lagi demi masa lalu, tapi apa daya gairah ngebolang gue tidak seperti dulu lagi *jiaaaaaaah, dikata gue nenek nenek kali*. gue suka naik BusWay, mungkin agak terdengar sedikit gila kali ya, tapi percaya deh gue sungguh menikmati saat-saat gue naik BusWay *bukan disaat jam penuh tentunya, karena itu hanya akan menyiksa diri*. dulu, jauh sebelum gue suka ngebolang --seperti yang pernah gue ceritakan, gue naksir sama salah satu OnBoardnya dan jadi sering  muter-muter nggak jelas gitu di satu koridor itu #malumaluin-- gue suka keliling Jakarta naik Busway, keliling Jakarta dalam arti yang sebenarnya.

kemarin tanpa diduga gue memiliki kesempatan itu lagi, kesempatan untuk kembali menikmati BusWay dengan cara gue. tapi tiba-tiba perasaan itu datang, perasaan yang pernah gue rasakan, rasa yang datang dari kenangan masa lalu --yang tidak begitu special seperti martabak, namun cukup menyenangkan dan jika dipikir-pikir sangat konyol--. pernahkah kalian merasa ada sesuatu yang menggelitik perut kalian saat kalian mengenang masa lalu kalian akan merasa sangat bodoh karena telah melakukannya namun tidak dapat dipungkiri sebagian dari diri kalian ingin sekali kembali kemasa-masa itu. semua kenangan itu muncul mendadak, semua kenangan tentang BusWay dan masa-masa gue masih ngebolang keliling TransJakarta. kenangan tentang Abang, Hamzah, Sulis, Ikkie bahkan Irwan *Irwan dari masa lalu*.

tiba-tiba suasana siang yang panas itu berubah menjadi pagi hari --bayangkan sebuah film yang terkadang mem flash back kemasa lalu, hal itu benar-benar terjadi pada gue. bedanya gue tidak memiliki video yang dapat gue tunjukan kesemua orang--, saat gue bersama Abang didalam TraJa. gue berdiri di depan pintu, bersandar ke kaca pembatas tempat duduk. gue ingat semuanya, seragam Abang yang berwarna merah, matahari pagi yang menghangatkan Jakarta yang sudah cukup hangat tanpa harus dihangatkan lagi. gue bersumpah itu semua seakan nyata dimata gue, senyum Abang yang jelek, suaranya, wangi minyak telon ditubuhnya. dia tersenyum mencondongkan tubuhnya dan mengangkat tangannya sedikit lebih tinggi untuk menghalangi sinar matahari yang menyeruak masuk kedalam TraJa langsung menuju keraha mata gue --saat itu TraJa menuju kearah utara karena pintu penurunan TraJa itu kearah Timur--, "masih panas?" dia bertanya.

suasana pagi itu menghilang digantikan suasana sore, Abang berubah menjadi Ikkie, matahari pagi yang berwarna Oranye tidak begitu berbeda dengan matahari Sore yang berwarna Oranye merah. Ikkie berdiri ditempat Abang sebelumnya, TraJa mengarah Selatan dengan pintu TraJa menghadap Barat dimana berarti sekali lagi gue kembali menantang matahari. suasananya berbeda, gue tidak mengenal Ikkie, jadi kami tidak bercengkrama seperti apa yang gue lakukan bersama Abang, sudah hampir sampai ketempat tujuan ketika bunyi "DING" --info halte didalam bus-- membawa gue kembali dari lamunan. Gue langsung mencari sumber suara yang ternyata speakernya berada tepat diatas kepala gue. Saat gue ngedengak, Ikkie mengangkat tangannya dan menutup sebagian speaker itu dengan jemarinya. Oke, dia lagi ngapain? Pikir gue, tapi yaaaa doi emang sedikit aneh sih.

Langit malam muncul, hitam pekat, tanpa bintang ataupun bulan yang menyinari langit Jakarta malam itu. Dalam sekejap gue sudah berdiri di dalam halte, Irwan berdiri disana, mengenakan baju koko cokelat yang membuat kuliitnya lebih cerah, Uli bilang hari itu dia ganteng, entahlah, gue bahkan tidak begitu tertarik :D tanpa gue sadari sejak hari itu Irwan menjadi teman buat gue sampai sekarang.

mengenang semua itu, entah apa yang gue rasakan, jantung gue berdetak kencang, senyum mengembang di bibir gue, dan gue ingin menangis --bisa jadi itu menjadi tangisan penyesalan atau tangisan kebahagiaan--. gue merindukan saat saat itu, mungkin saat itu gue menjadi orang paling kurang kerjaan, iseng atau apapun itu, dan itu adalah hal paling memalukan dalam sejarah hidup gue tapi entah bagaimana gue merindukan saat itu. sayangnya sekarang semua tidak lagi sama seperti dulu, banyak hal yang berubah. dan sekali lagi gue hanya bisa mengenang semua itu dan mentertawakan kebodohan gue.

1 comments:

asep,, said...

km beruntung punya kenangan indah pink,

Post a Comment