Sunday 22 April 2012

Slamet Riyadi KW 1

dari sekian banyak orang yang kerja dibusway kenapa Arie Dwi S yang harus gue temui kemarin. katakanlah tujuh bulan gue tidak melihatnya lagi, berusaha menghindarinya sejak setahun yang lalu, karena semirip apapun dia dengan Slamet dia bukanlah Slamet. gue sadar akan hal itu jadi gue memutuskan untuk tidak begitu menggilainya dan berhenti menganggapnya sebagai Slamet gue. dia bersikap menjadi sangat aneh saat tahu gue memperhatikannya, taulah, yang tepe tepe nggak jelas gitu, padahal gue ngeliatin dia hanya karena gue ingin memastikan apakah dia benar-benar mirip dengan Slamet gue.
seperti yang pernah gue bilang, kepindahan gue membuat gue tidak pernah naik yang namanya Transjakarta Busway, tidak seperti dulu, 6 hari seminggu, terhitung sejak 8 atau 9 bulan yang lalu gue sudah jarang naik busway. tidak banyak yang berubah sebenarnya, hanya saja semua berubah menjadi lebih asing buat gue. terkadang saat kembali naik busway lagi, gue berharap bisa bertemu dengan Abang atau Irwan, hanya untuk mengenang masa lalu tidak lebih. tapi kemarin gue berancana untuk tidak sms Irwan karena ingin memberi kejutan ke dia, sayangnya gue sama sekali tidak tahu apakah dia masuk atau tidak, masuk siang atau pagi.
kemarin gue pergi untuk donor darah, mau nggak mau gue harus naik busway ke Kramat, dan memang kebiasaan itu tidak lagi ada sehingga gue tidak lagi ngebolang, harapan untuk bisa bertemu dengan Abang dan Irwan pun terkadangpun tidak begitu mempengaruhi gue. kemarin karena hujan gue memutuskan untuk berteduh terlebih dahulu Halimun, sepanjang yang gue lihat, gue tidak mengenali satu orangpun yang bekerja disana. tiba-tiba gue melihat ada sosok seseorang yang serupa dengan Slamet, dengan senyum dan tawanya. saat gue pertegas lagi gue sadar jika yang gue lihat itu bukanlah senyum Slamet Riyadi...
Ooh, no, that's Arie Dwi Saputra
gue mengatakannya dalam hati. berusaha menenangkan diri untuk tidak panik. gue tidak tahu apa yang ada dipikirannya, atau apakah dia sudah tahu tentang kepindahan gue. dia tertawa seakan dia mengenal gue, seakan dia dekat dengan gue -_-". berarti buruk kah itu? tapi ada satu hal yang tidak bisa gue pungkiri saat gue melihatnya tersenyum dan tertawa bahwa gue sangat merindukan masa itu.

0 comments:

Post a Comment