Tuesday 8 May 2012

I HATE WORKING IN GROUP!!!

I'm turning 21 soon and it's scaring the crap out of me, well, I am scared of a lot of thing, yes, gue takut pada banyak hal, gue bahkan takut sama orang, I hate being around people, being in public, gue nggak ngerti gue cuman sedikit kurang nyaman. gue sadar tidak seharusnya gue begitu, karena bagaimanapun gue tidak bisa hidup tanpa mereka. is there something wrong with me?
gue tidak bisa kerja dalam satu kelompok, sebagai mahasiswa ada saat-saat dimana gue harus bekerja dalam satu kelompok dan itu seperti neraka buat gue. gue tidak bisa berkumpul dan bertukar pikiran dengan orang lain, gue tidak bilang dengan mengerjakannya sendiri akan lebih baik hanya saja gue tidak suka saat orang lain tidak mengerti diri gue dan membuat gue marah. gue bahkan tidak mengerti kenapa gue seperti itu. gue sadar saat bekerja nanti gue akan bekerja dalam satu team dan mau tidak mau gue harus melakukannya.
gue paling tidak suka saat bekerja dalam suatu kelompok dan mendapatkan seseorang yang "pinter", entah itu pinter ngomong atau emang pinter otak, karena entah bagaimana seumur hidup gue saat gue bekerja dengan orang yang seperti ini bukan kemudahan yang didapat tapi malah keribetan, biasanya orang yang "pinter" itu maunya kelompoknya berbeda dari kelompok yang lain tanpa mempertimbangkan orang-orang yang kurang bisa bersosialisasi dengan baik seperti gue.
entah bagaimana gue bisa jadi seperti ini, lebih suka sendirian, membenci orang-orang yang ada disekeliling gue dan berharap mereka hilang selamanya. apa yang menyebabkan gue tidak suka bekerja dalam satu team? gue bukannya tidak memiliki jawabannya, tapi gue butuh jawaban yang nyata......

Wednesday 2 May 2012

I learned my lesson

2 Mei 2011, setahun yang lalu, gue masih bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi hari itu, senin pagi yang seperti hari-hari kerja lainnya di TransJakarta BusWay. gue mendapatkan kejutan padahal hari itu bukan ulangtahun gue, bukan juga april fool day. hebatnya kejutan itu tidak begitu mempengaruhi gue, walaupun gue akui itu membuat mood gue sepanjang hari, tapi gue masih bisa mengendalikan diri gue. 
Abang Abdul Rosyidlah yang menjadi kejutan gue hari itu, pria ini menghilang sekitar 4 bulan, terakhir bertemu dengannya dia tidak mengatakan apapun, tidak juga memberikan signal kepergian atau apapun. gue sungguh membencinya karena hal itu. sebulan pertama gue benar-benar frustasi karenanya, dua bulan berlalu gue mulai merelakannya dan berfikir mungkin kepergiannya memang yang terbaik buat semua (baca: gue dan Abang). gue belajar memaafkan, walaupun luka itu belum sembuh benar. gue mulai membiasakan diri tanpanya. tiga bulan berselang gue mulai melupakannya, gue mulai kembali ke kehidupan normal gue (walaupun gue nggak tau hidup normal itu kaya apa).
lalu pada senin pagi yang cerah di TransJakarta Busway yang panas dan penuh sesak di JTM 060, setelah 4 bulan 7 hari menghilang gue melihat sosok pria ini. dengan senyum dan tatapannya. saat itu gue pikir semua hal yang sudah gue bangun sejak kepergiannya akan hancur berantakan, apa yang gue harapkan tidak benar-benar terjadi, gue tidak berantakan, gue masih berdiri tegak dan tersenyum dan saat dia beranjak untuk pergi gue bisa merelakannya.