Saturday 9 July 2011

Kenangan Abang

Sedang tidak ada kerjaan, melamun mengenang masa lalu. Tentang Abang yang tidak akan pernah ada habisnya, gue menangis, malu dan tertawa setiap mengingatnya.

Saat itu antara hari Rabu atau Kamis, entahlah gue sedikit lupa, karena dia mengenakan seragam orange nya dia, saat itu siang, sekitar jam 2an dan gue sedang dalam perjalanan menuju rumah. Untuk pertama kalinya gue menyadari keberadaannya. Gue sendiri saat itu, yang gue ingat gue berdiri dipintu sebrang, TraJa hari itu tidak begitu penuh hanya ada beberapa orang yang berdiri, beberapa kali gue menangkap matanya sedang menatap gue dengan pandangan yang paling gue benci. Jadi gue melihat namanya, sedikit tersenyum saat mengetahui namanya seperti nama kakek gue, melihat nomor punggungnya 6005, saat ada balita turun dengan ibunya, dia menggoda balita itu *atau menggoda ibunya*.

Suatu hari selasa, dia menolong gue untuk pertama kalinya. Ternyata dia tidak sejahat tampangnya, walaupun hari itu dia tetap mempertahankan tampang juteknya.

Hari-hari berlalu dia mulai tersenyum dan mau bicara dengan gue. Setiap hari bertemu, gue mulai untuk tidak menghindarinya lagi, menyapa gue setiap hari. Gue mengatakan kepadanya betapa gue sangat membenci wajah juteknya, dia hanya tersenyum dan meminta maaf.

Jika gue tidak salah ingat, hari itu hari Rabu, hari dimana dia menolong gue untuk yang kesekian kalinya, dan hari yang sangat/paling memalukan gue didepannya dan seluruh penumpang busway. Minum gue tumpah selepas GOR Soemantri, gue merasakan sepatu gue basah, gue langsung mengeluarkan tempat minum gue, tapi gue membiarkan buku gue tetap berarada di dalam tas, dia menarik tas gue dan mengeluarkan isinya, gue malu saat gue menyadari betapa berantakannya tas gue. Dia memarahi gue, dan bilang betapa cerobohnya gue. Di shelter berikutnya *karet kuningat atau kuningan madya shelter setelah gor, gue lupa* dia menurunkan penumpang dengan setumpuk buku ditangan kiri dan tas gue menggantung di tangan kanannya, gue merasa bodoh, dia bekerja dan membawa semua barang gue sedangkan gue hanya bengong dan memegang botol minum yang airnya sudah tinggal seperempat. Saat dia masuk lagi ada seorang Ibu yang baik hati memberikan plastik oriflame besar miliknya ke Abang. Abang tau gue malu hari itu, dia membesarkan hati gue dengan mengatakan pernah ada penumpang yang lebih nyusahin dibanding gue T.T

dunia terus berputar, dia mulai berani menggenggam tangan gue, mengelus rambut gue yang diakui sendiri olehnya betapa dia menyukai rambut panjang gue, dan membuat gue memotong rambut gue saat dia menghilang.

Hari Jumat, saat itu gue mengenakan rok, yang kata Sohib gue terlihat lucu mengenakan rok itu. Saat itu Abang bilang gue terlihat lebih seperti seorang perempuan dan hari itu guepun sempat marah karena sesuatu dan gue lupa karena apa, tapi hari itu gue marah dari pukul 13.13 sampai 13.16, dia tertawa saat gue mengatakan itu. Itu adalah hal paling kekanak-kanakan yang pernah gue lakukan.

Pukul 17.30 wib saat itu, hari Rabu lagi, cuaca cukup mendung. Dishelter ada begitu banyak orang, ditambah bus yang jarang-jarang, kebetulan gue melihat JTM 029, bus berbentuk aquarium ini baru saja melintasi UNJ mengarah pl. Gadung dengan 6005 sebagai satgasnya. Beberapa orang dishelter mengatakan jika itu adalah express Ragunan-Pl. Gadung dan berpikir akan menunggunya, dan itu memberi gue ide untuk menunggunya juga, pergilah gue ke Velodrome, memilih menunggunya disana, hujan turun dengan diikuti kilatan cahaya yang menakjubkan. 30 menit berlalu akhirnya lewatlah dia. AC di dalam bus cukup dingin, harus gue akui saat itu gue benar-benar lelah, gue laper, gue ngantuk. Tampang kusut gue dipertanyakan oleh Abang, dia tersenyum dan minta gue untuk tetap semangat. Saat itu dia menggenggam tangan gue, gue merasa kepala gue berat banget dan melihat kaca yang sepertinya sangat dingin membuat gue menempelkan pipi gue dikaca itu. Dia melihat dan mengangkat kepala gue menjauhi kaca, dia tersenyum dan bilang jika kaca itu kotor, dia menyodorkan pundaknya dan gue menyandarkan kepala gue disitu, saat itu gue tidak memikirkan betapa tidak pantasnya gue melakukan itu di dalam busway, dan sekarang gue menyadari betapa bodohnya gue saat itu. Saat ada tempat duduk, dia menggandeng dan mengantarkan gue ketempat duduk, gue berasa kaya orang hamil jadinya. Haha. Sepanjang jalan dia menyuruh gue untuk tidur, tapi gue emang nggak bisa untuk tidur di bus.

Hari Jumat, saat itu gue sedang sangat tidak enak badan. Dia mengatakan sungguh terlihat dewasanya gue saat sedang sakit, tapi yang membuat gue senang adalah dia bilang dia merindukan gue yang biasanya, yang selalu pecicilan, yang selalu bikin ulah, yang nggak bisa diam, dia meminta gue untuk istirahat agar hari senin dia bisa melihat gue kembali seperti gue yang biasa.

Kemarin hari Rabu, 27 juni, terakhir bertemu Abang, dan salah seorang teman kerjannya menyangka jika gue adalah pacarnya dia. Sejujurnya ada sedikit rasa senang saat dibilang pacarnya :D

0 comments:

Post a Comment